Banyak orang menyebutkan
arung jeram ( Rafting ) ditemukan di Amerika, dan banyak pula menyebutkan arung
jeram ditemukan di Eropa. Terlepas dari itu semua, yang pasti arung jeram
timbul karena kebutuhan, kebutuhan pada awalnya untuk menyelamatkan diri atau
untuk menyerang orang lain, seperti pada saat Perang Dunia II. Waktu itu
tentara Amerika merancang suatu jenis perahu yang bentuknya seperti keranjang
untuk digunakan sebagai sarana perang. Perahu ini disebut basket boat.
Di Indonesia, rafting
sesungguhnya sudah ada sejak dahulu kala. Lihat saja misalnya masyarakat
tradisional yang hidup di tepi sungai-sungai besar. Penduduk telah lama
memanfaatkan rakit sebagai sarana angkutan untuk menyeberang sungai atau untuk
mengarungi sungai. Mengarungi di sini tentu dimaksudkan menjelajahi sungai dari
hulu di gunung atau pedalaman menuju hilir atau muara tempat pemusatan
kegiatan-kegiatan yang lebih besar.
Dewasa ini keinginan serta
kesenangan manusia semakin meningkat dan kompleks, khususnya dalam memanfaatkan
alam. Kegiatan berupa sekedar kegiatan angkutan konvensional lalu berkembang
menjadi kegiatan wisata guna melayani keinginan dan kesenangan manusia untuk
berpetualang atau untuk lebih dekat dengan alam. Sarana berarung jeram pun meningkat,
dari sekedar rakit rangkaian bambu menjadi perahu karet ( raft ) yang
menggunakan alat dan sarana serba canggih.
Sejak dipopulerkan di
Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an menjadi kegiatan dan gaya hidup, baik sebagai wahana penelitian
alam atau rekreasi, arung jeram kemudian mewabah ke seluruh dunia. Di Indonesia
sendiri olahraga ini masuk sejak ide rally sungai di Sungai Citarum dicetuskan,
dengan bersaranakan perahu pendarat sisa Perang Vietnam . Dari sini kegiatan arung
jeram kemudian merambah ke sungai-sungai lain di Nusantara.
Semantara itu di Amerika
sendiri berdiri AWA ( American White Water Afiliation ) yang menitikberatkan
kegiatannya pada pengembangan standar keamanan dan aturan operasi olahraga ini.
Di Indonesia saat ini kegiatan arung jeram berkembang secara “menebak-nebak”
kepastian keamanan dan tujuannya. Kegiatan ini sempat diberi
sebutan “olahraga arus
deras”,“petualangan sungai”,”wisata perahu karet”, ”susur sungai” dan lain
sebagainya. Operator komersial yang bercabang ke seluruh dunia juga berperan
dalam perkembangan arung jeram. Kini semua istilah dan tujuan tidak lagi
mempunyai perbedaan yang berarti, khususnya setelah era Kejuaraan Nasional
Arung Jeram dimulai, pada akhir tahun 1994.
Sejak itu
informasi mengenai standar keamanan dan kenyamanan disebarluaskan dalam
masyarakat.
Sejak awal tahun 1990-an kegiatan arung jeram di Indonesia kembali marak
dengan terbakukannya river boat yang dibuat secara profesional untuk kegiatan
ini, sejalan dengan mulai masuknya kegiatan komersial sebagai wisata alam.
Pembakuan yang dibuat AWA dan
pelaksanaan operasi operator komersial kiranya telah menjadi standar kegiatan
ini di seluruh dunia. Imbas positif bagi petualang, pehobi ataupun bagi
kegiatan komersial adalah standar dan
sarana memadai yang menjadikan kegiatan ini dapat berlangsung secara aman,
nyaman dan memuaskan, menjadi kenyataan.
SELAMAT MENCOBA……. BUKTIKAN DAN RASAKAN SENDIRI…….
AYOOHHH………….. RAFTING DI BATU RAFTING KOTA WISATA BATU……
Jarak tempuh 10 km dengan 34 jeram dan 4 jeram mascot…..
JOIN US BATU RAFTING.
Start Point : Homestay Kelurahan Temas / Jl. Raya Wukir belakang Kantor Kelurahan Temas Kota Wisata Batu.
Contact Person :
Kempong Khuzainudin
Telefon : 081217221862
Pin : 29044A9E
e-mail : elangbinar@rocketmail.com
SHINING BATU / KOTA WISATA BATU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar